Petronela Merauje, Aktivis Lingkungan Asal Papua Dinominasikan untuk Penghargaan Kalpataru Kategori Pengembangan Lingkungan

0
253

Jayapura, Malanesianews, – Petronela Merauje, seorang perempuan asli Papua, telah dinominasikan untuk penghargaan Kalpataru dalam kategori Pengembangan Lingkungan. Penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini mengakui individu atau kelompok yang telah memberikan kontribusi signifikan untuk pelestarian lingkungan. Petronela, yang dikenal sebagai Tanta Nela, tinggal di Desa Enggros di Kota Jayapura. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray, mengatakan bahwa departemen tersebut mendukung nominasi Petronela Merauje untuk mewakili Papua sebagai nominasi penghargaan Kalpataru tahun ini.

Ormuseray berharap bahwa seleksi Petronela akan menginspirasi dan memotivasi semua orang di Papua untuk terus melestarikan lingkungan. Ia juga menekankan bahwa Petronela dipilih karena dianggap sebagai pendukung terkemuka untuk isu lingkungan di antara perempuan di wilayah tersebut. Jefri F.N. Maurits, Kepala Bagian Perencanaan dan Pemanfaatan di Unit Pengelolaan Kehutanan Daerah di Jayapura, mengatakan bahwa verifikasi kandidat Kalpataru 2023 dilakukan oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 6 Mei 2023.

Petronela dipilih karena karyanya yang luar biasa dalam advokasi isu lingkungan untuk perempuan. Ia telah berpartisipasi dalam banyak organisasi lingkungan, dan cintanya pada lingkungan telah membawanya terlibat dalam banyak kegiatan di desanya. Selain sebagai aktivis perempuan, ia juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Budidaya Mangrove Ibayauw, Ketua Kelompok Kesadaran Pariwisata Cibery, dan Ketua PHKOM Ibayau di Desa Enggros.

Petronela telah terlibat dalam upaya penghijauan, terutama di hutan mangrove. Ia juga mengubah mangrove menjadi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, Ia juga terlibat sebagai pendorong kelompok perempuan lebih aktif melindungi kampungnya dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki.

Petronela Meraudje selain berbicara soal perlindungan hutan perempuan, ia juga berbicara soal hutan bakau termasuk dinilai mampu meningkatkan kebebasan berpendapat perempuan di Kampung Eros yang selama ini dalam adat perempuan hampir tidak memiliki ruang untuk berbicara.

“Ibu Petronela nanti akan bersaing dengan empat kandidat lainnya yakni Febri Sugana dari Sumatera Barat, Eko Sumartono dari Bengkulu, Iskandar Haka dari Aceh dana Nugroho Widiasmadi dari Jawa Tengah,” kata Jefri.

Petronela Merauje merasa bersyukur, karena apa yang dikerjakannya selama ini justru mendapatkan perhatian dari Pemerintah.

“Kampung  Engros ini merupakan salah Kampung di Kota Jayapura yang penuh keunikan karena berada di dalam Teluk Yotefa. Kampung ini dikelilingi hutan bakau,” tuturnya.

Pihaknya selama ini mencoba melakukan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan, mulai memberikan pelatihan pembuatan sirup, pembuatan selai kepada ibu-ibu dan pemuda GKI di Tanjung Ria yang mana semua bahan bakunya itu dari pohon bakau.

Ia juga membuat pelatihan pembuatan hand sanitizer dari daun bakau bersama perempuan adat Kampung Enggros dan kegiatan kerajinan lainnya.

“Apa yang saya capai dan kerjakan selama  ini, itu karena saya banyak belajar dari teman-teman aktivitas atau mitra selama ini.”

“Dari situlah kerja-kerja nyata dalam menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan diri memanfaatkan potensi alam sekitar menjadi nilai ekonomis bagi ibu-ibu di Kampung Eros ,” jelasnya.

(agengrdyndr)

HITUNG MUNDUR PEMILU 2024