Yogyakarta, Malanesianews, – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Sultan Agung Universitas Janabadra Yogyakarta (PMII UJB) gelar simposium gerakan dalam rangka memperingati hari lahir ke-1 pada Sabtu (1/04/23) di Republik Caffe, Sorowajan, Kota Yogyakarta.
Harla ke-1 dan simposium gerakan dihadiri oleh Sahabat Dr. (c) Baharudin Farawowan, S.H., M.H., CMLC Tenaga Ahli Komisi II DPR RI dan Sahabat Kiai Muhammad Mustafid, S.Fil Pengasuh Pondok Pesantren Aswaja Nusantara, sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
Dengan mengangkat tema “Revitalisasi Gerakan PMII Sultan Agung di Era Digitalisasi” kegiatan ini bertujuan untuk mengkontekstualisasikan gerakan PMII UJB di era digital. Perkembangan teknologi informasi saat mengharuskan gerakan mahasiswa harus bertransformasi.
M. Haris Adhyaksa Farawowan, selaku ketua panitia dalam kegiatan tersebut mewakili jajaran kepanitiaan mengucapkan limpahan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua narasumber yang sudah meluangkan waktunya untuk datang ditengah kesibukan masing-masing.
“Mewakili panitia saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dua narasumber kita yang sudah mewakafkan tenaga dan pikiran untuk datang dan memberi pencerahan kepada kami semua”, ucap ketua pinitia.
Ketua Umum Komisariat Sultan Agung, Muh. Faisal menyatakan “Sungguh ini merupakan suatu kehormatan bagi kami keluarga besar PMII Sultan Agung Universitan Janabadra Yogyakarta atas kehadirian para narasumber, semoga ilmu yang dibagikan dapat bermanfaat untuk seluruh kader PMII khususnya PMII UJB”.
Di samping itu, kedua narasumber dalam diskusi menyampaikan akan pentingnya memahami konteks zaman, sehingga tidak salah dalam menempatkan gerakan PMII UJB kedepannya.
Kiai M. Mustafid dalam paparannya menyatakan “PMII harus bisa memanfaatkan peluang teknologi untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini sebagai prinsip kaum Nahdiyyin”, jelasnya.
Tenaga Ahli Komisi II DPR RI, Baharudin Farawowan juga menambahkan bahwa jika PMII UJB tidak mampu bertransformasi di era digitalisasi, dengan sendirinya akan ketinggalan zaman dan tidak maksimal dalam pengembangan potensi kader.
“Revolusi industri 4.0 telah membawa peradaban manusia pada zaman percepatan akses informasi, sehingga mahasiswa terutama kader PMII UJB harus bisa memanfaatkan peluang untuk mengembangkan diri. Sebagai Agent of Change, mahasiswa harus mengambil peran-peran strategis, peran positif dalam masyarakat, memiliki kesadaran atas kenyataan, dan berpartisipasi positif di era medsos”, tegasnya.
Simposium gerakan diakhiri dengan buka puasa bersama narasumber dan seluruh perwakilan instansi organisasi baik dilingkup PMII DIY maupun di luarnya.
Kagiatan dilanjutkan dengan diadakannya Forum Group Discussion (FGD) untuk merumuskan gerakan PMII UJB kedepan yang dihadiri oleh pimpinan/perwakilan Rayon dan Komisariat se-DIY.