Jakarta, Malanesianews,– Suasana musyawarah cabang (Muscab) Pemilihan Ketua DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Jakarta Selatan menjadi ricuh ketika para advokat terlibat dalam bentrok fisik, memaksa polisi untuk turun tangan guna mengendalikan situasi.
Insiden ini terjadi di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, tempat diselenggarakannya acara Muscab Peradi. Ketegangan mencuat ketika sekelompok anggota Peradi tidak diizinkan memasuki lokasi Muscab.
Situasi semakin memanas ketika terjadi aksi saling dorong dan banting-bantingan di antara para anggota. Pihak kepolisian yang sudah ada di lokasi berupaya keras untuk memisahkan mereka.
Namun, kekerasan tidak berhenti di situ saja. Beberapa anggota Peradi berhasil menerobos masuk ke dalam gedung, memperparah keadaan di dalam ruangan Muscab. Suara riuh dan teriakan saling berkejaran.
“Ini tidak sah… Ini tidak sah!” teriak seorang peserta.
Diduga, kericuhan ini dipicu oleh ketidaksesuaian data anggota yang dimiliki oleh panitia Muscab dengan data yang dipegang oleh Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradi.
“Di wilayah lain di Indonesia, mereka telah menggunakan data anggota DPN, namun di sini terlihat bahwa data dari cabang sendiri yang digunakan. Hal ini tidak dapat diterima, data anggota DPN dari wilayah Jakarta Selatan harus diakui,” ungkap Wakil Ketua Umum DPN Peradi, Zaenal Marzuki, dalam pernyataan di tempat kejadian, Senin (29/5).
Zaenal menambahkan bahwa terdapat lebih dari 5.000 anggota Peradi di Jakarta Selatan, dan data ini telah disampaikan sebelumnya kepada pengurus DPC Peradi wilayah tersebut.
“Kami akan meminta panitia untuk menerima data ini, meskipun sebenarnya sudah disampaikan sebelumnya. Kami menekankan agar Muscab dilaksanakan sesuai dengan data anggota DPN,” tambahnya.
Akibat kerusuhan yang terjadi, Muscab DPC Peradi Jakarta Selatan harus dihentikan sementara. Penundaan ini bertujuan untuk menyamakan data dan pemahaman agar pelaksanaan Muscab ke depan dapat berjalan dengan lancar.
(agengrdyndr)
