Jakarta, Malanesianews, – . Untuk Meningkatkan Ekspor Negara, Pemerintah mengebut penyelesaian perjanjian dagang dengan sejumlah negara pada tahun 2022. Perjanjian dagang yang sudah akan selesai pada tahun 2022 ini adalah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komperhensif (CEPA) Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Jadi yang sekarang ini di-pipeline dan sudah menuju final adalah UEA, kita rencananya kalau bisa akhir bulan Maret ini selesai,” ujar Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi saat konferensi pers outlook 2022, Selasa (18/1).
Selain itu, pemerintah juga menggenjot perundingan dagang dengan Bangladesh, Tunisia, dan Turki. Di samping itu, upaya penyelesaian Indonesia-Uni Eropa CEPA juga akan digenjot tahun ini.
Sebelumnya perundingan Indonesia-UE CEPA telah memasuki putaran ke-11. Kerja sama dagang tersebut diharapkan rampung akhir tahun ini.
“Kita Insya Allah targetnya akhir tahun ini Uni Eropa selesai,” terang Lutfi.
Beberapa perundingan baru juga akan dimulai termasuk dengan United Kingdom (UK). Upaya untuk meningkatkan manfaat perjanjian dagang juga dilakukan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Salah satunya adalah dengan membangun gudang Indonesia di negara tujuan ekspor yang memiliki perjanjian dagang. Hal itu untuk mempermudah ekspor pelaku usaha Indonesia.
“Supaya perusahaan-perusahaan semua bisa menggunakan apa yang sudah ditandatangani secara perjanjian antara indonesia dan negara tersebut,” ungkap Katua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.
Sebagai informasi, pada tahun 2021 Indonesia mencatat rekor nilai ekspor sebesar US$ 231,54 miliar. Sementara itu neraca perdagangan Indonesia mencatatkan kondisi surplus US$ 35,34 miliar.