Transisi Energi di Tengah Dominasi Batu Bara: Tantangan Menuju Net Zero

0
13

Jakarta, Malanesainews, – Ambisi Indonesia untuk beralih ke energi ramah lingkungan masih harus berhadapan dengan realita ketergantungan pada batu bara. Meski transisi menuju energi hijau terus didorong, komoditas fosil ini tetap menjadi penopang utama pasokan listrik nasional.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Juni 2025, pemerintah tengah menempuh skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) sebagai langkah akselerasi bauran energi bersih. Skenario ini menargetkan penurunan kontribusi energi fosil sekaligus peningkatan porsi energi baru terbarukan (EBT).

Namun dalam skema percepatan tersebut, batu bara masih mendominasi pembangkit listrik. Tahun ini, porsi batu bara diperkirakan mencapai 64,2%, sedangkan EBT baru menyumbang 15,9%. Sumber energi lainnya berasal dari gas bumi (15,7%), bahan bakar minyak (3,9%), serta impor (0,4%).

Meski demikian, porsi batu bara diproyeksikan terus menurun secara bertahap hingga 2034, dengan estimasi kontribusi turun ke angka 46,8%. Di sisi lain, EBT diperkirakan naik signifikan menjadi 34,3%. Peningkatan bauran EBT ini sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, surya, hingga biomassa.

Selain skenario ARED, RUPTL juga memuat alternatif lain melalui skema Renewable Energy Base (RE Base). Skenario ini difokuskan pada optimalisasi operasional dengan tetap menjadikan EBT sebagai tulang punggung penyediaan listrik. Berbeda dengan RE Base, skema ARED menekankan upaya akselerasi agar emisi gas rumah kaca nasional dapat ditekan dan tidak bertambah lagi setelah 2030.

Upaya pemerintah ini menunjukkan adanya komitmen mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Meski jalan menuju net zero emission masih panjang, penurunan porsi batu bara dan peningkatan kapasitas pembangkit EBT diharapkan dapat menjadi fondasi transisi energi yang lebih berkelanjutan ke depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini