Jayapura, MalanesiaNews – Pasca kejadian terbakarnya 13 unit mobil di halaman belakang Kantor DPR Papua pada, Rabu (23/8) aktifitas kantor hingga kini masih berjalan normal.
Dari kejadian tersebut pengamanan di lingkungan Kantor dan Gedung DPR Papua bakal diperketat. Sistem pengawasan juga tidak hanya dilakukan lewat CCTV tetapi petugas diminta untuk mobile.
“Nanti akan kami evaluasi kembali namun yang jelas harus diperketat,” ungkap Sekwan, DR. Juliana Waromi, Kamis (24/8/2023).
Salah satu sistem yang diterapkan adalah ketika ada masyarakat yang ingin mencari atau bertemu Anggota DPR Papua, maka sudah harus diketahui sejak di pos security dan anggota yang berjaga harus mengetahui apakah orang yang dicari berada di ruangan atau tidak. Jika tidak ada maka bisa langsung disampaikan kepada masyarakat yang mencari. Jadi komunikasi dari pos jaga ke ruangan dewan yang dimaksud perlu dilakukan sehingga anggota yang berjaga mengetahui siapa yang datang.
Sistem ini masih longgar dibanding di DPR RI yang harus meninggalkan KTP dan harus memastikan bahwa warga atau masyarakat yang datang memang sudah terkonfirmasi dengan anggota DPR yang mau ditemui.
Sementara pengamanan lainya di DPR Papua sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari, di mana tidak semua tamu yang berkunjung memiliki akses untuk naik ke ruangan anggota DPR. Kalaupun ingin naik harus melapor ke keamanan untuk akses menaiki lift.
“Ini termasuk dalam evaluasi tadi. Memang kami sedih dan kecewa atas kejadian kemarin makanya kami berharap semua yang diberi tanggung jawab bisa menjalankannya dengan baik. Saya sempat marah, tapi mau dibilang apalagi kalau ini musibah yang tidak diinginkan semua,” tuturnya.
Juliana sendiri setiap hari memastikan untuk selalu memeriksa anggotanya di Sekretariat bahwa tugas yang dilakukan berjalan sesuai agenda.
“Saya kalau sakit pulang saya cek satu-satu ke anggota saya. Ini agar saya juga paham dan ikut mengontrol apakah semua bekerja secara baik atau tidak dan itu saya lakukan setiap hari,” pungkasnya.
