Jakarta, Malanesianews, – Mikroplastik semakin menjadi perhatian serius di Indonesia. Partikel plastik berukuran kecil ini telah ditemukan di berbagai lingkungan, mulai dari perairan laut hingga sumber air minum. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat pencemaran mikroplastik di perairan Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, mengancam ekosistem laut serta kesehatan manusia.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 60% sampah plastik yang mencemari lautan Indonesia berasal dari aktivitas domestik. Mikroplastik yang berasal dari produk kosmetik, pakaian sintetis, dan limbah industri turut menyumbang peningkatan polusi plastik di perairan. Selain itu, proses degradasi plastik di lingkungan juga menghasilkan mikroplastik yang sulit terurai.
Para ahli mengungkapkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi makanan laut, air minum, dan bahkan udara. Dampaknya terhadap kesehatan masih terus diteliti, tetapi beberapa studi mengaitkan paparan mikroplastik dengan gangguan sistem hormon, peradangan, dan risiko penyakit kronis lainnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan, termasuk pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan penguatan regulasi industri. Selain itu, berbagai inisiatif masyarakat seperti gerakan bersih pantai, daur ulang plastik, dan kampanye sadar lingkungan juga berperan penting dalam mengurangi polusi mikroplastik.
Meski demikian, tantangan masih besar. Diperlukan kesadaran kolektif dan langkah nyata dari semua pihak, baik pemerintah, industri, maupun masyarakat, untuk mengurangi dampak mikroplastik dan melindungi lingkungan bagi generasi mendatang.