Jakarta, Malanesianews, – Dunia sedang memasuki era pergeseran geopolitik yang signifikan. Struktur kekuatan internasional yang dulunya terpusat pada satu kutub, kini bertransformasi menjadi arena multipolar dengan munculnya kekuatan-kekuatan baru. Negara-negara anggota BRICS—yang digerakkan oleh Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—menjadi salah satu poros baru yang menantang dominasi kelompok lama seperti G7. Rivalitas antara Amerika Serikat dan Tiongkok pun kian terlihat nyata di berbagai sektor.
Dalam arus perubahan global tersebut, Indonesia tak ingin hanya berdiam diri menjadi penonton. Pemerintah pun merumuskan empat pilar utama diplomasi untuk memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional, yakni diplomasi ekonomi, diplomasi perbatasan, diplomasi kesehatan, serta diplomasi publik. Empat fokus ini diharapkan menjaga kedaulatan, meningkatkan daya saing, sekaligus mempertahankan relevansi Indonesia di tengah percaturan dunia.
Meski dinamika geopolitik bergerak cepat, Indonesia tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri bebas aktif. Artinya, Indonesia berkomitmen untuk tidak berpihak pada blok mana pun, melainkan berperan aktif mendorong terciptanya perdamaian, stabilitas, dan keadilan global.
Langkah Indonesia untuk bergabung dengan BRICS semakin memperkokoh posisi strategis di forum internasional, khususnya dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang atau Selatan-Global. Keberadaan Indonesia di BRICS membuka peluang terlibat langsung dalam merancang ulang sistem keuangan global. Melalui partisipasi di New Development Bank yang dimiliki BRICS, Indonesia memiliki alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur yang lebih adil dan minim syarat politik, berbeda dengan pola pendanaan dari lembaga-lembaga keuangan Barat.
Pada akhirnya, strategi diplomasi bukan sekadar urusan hubungan antarnegara, melainkan investasi untuk masa depan bangsa. Jika dijalankan dengan arah yang jelas dan langkah yang konsisten, diplomasi yang efektif akan menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat—mulai dari terciptanya peluang kerja, penguatan stabilitas nasional, perlindungan wilayah, hingga peningkatan martabat bangsa di mata dunia.