1 Mei dalam Sejarah: Kilas Balik Gerakan Buruh Indonesia

0
60

Jakarta, Malanesianews, – Setiap tanggal 1 Mei, jutaan buruh di Indonesia memperingati Hari Buruh Internasional atau dikenal sebagai May Day. Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa perjuangan buruh di tanah air memiliki sejarah panjang yang penuh liku dan pergolakan.

Akar Sejarah Hari Buruh

Hari Buruh Internasional bermula dari perjuangan buruh di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 yang menuntut pengurangan jam kerja menjadi delapan jam sehari. Gerakan itu menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Hindia Belanda (kini Indonesia), yang pada saat itu masih berada di bawah penjajahan Belanda.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa peringatan Hari Buruh di Indonesia sudah berlangsung sejak 1 Mei 1920. Kala itu, serikat buruh di berbagai kota besar seperti Batavia (Jakarta), Surabaya, dan Semarang mengadakan demonstrasi dan pawai untuk menuntut hak-hak pekerja. Pemerintah kolonial sempat mengizinkan kegiatan ini, namun kemudian melarangnya karena dianggap memicu gerakan revolusioner.

Masa Orde Lama dan Orde Baru

Setelah kemerdekaan, Presiden Soekarno kembali menghidupkan semangat Hari Buruh. Pada masa Orde Lama, peringatan 1 Mei menjadi momentum penting bagi buruh dan negara untuk mempererat solidaritas. Namun, situasi berubah drastis setelah peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965.

Di bawah rezim Orde Baru pimpinan Soeharto, peringatan Hari Buruh dihapuskan karena dianggap terkait dengan ideologi kiri. Aktivitas serikat buruh dibatasi ketat dan banyak pemimpin buruh ditangkap atau diintimidasi. May Day sempat “dihilangkan” dari kalender nasional selama lebih dari tiga dekade.

Pengakuan Kembali dan Aksi Masa Kini

Baru pada era reformasi, tepatnya tahun 2000-an, gerakan buruh kembali bangkit. Serikat pekerja mulai tumbuh dan aktif memperjuangkan hak-hak normatif seperti upah layak, jaminan kesehatan, dan perlindungan kerja.

Pada tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden. Sejak saat itu, Hari Buruh kembali diperingati secara terbuka dengan demonstrasi, aksi damai, dan panggung orasi di berbagai kota.

Simbol Perjuangan

Hari Buruh kini menjadi simbol perjuangan kelas pekerja terhadap ketimpangan ekonomi dan sosial. Meskipun berbagai capaian telah diraih, buruh di Indonesia masih menghadapi tantangan besar seperti sistem kerja kontrak (outsourcing), upah minimum yang rendah, serta pelanggaran hak-hak pekerja di sektor informal.

Perjuangan belum selesai. Peringatan Hari Buruh setiap 1 Mei menjadi pengingat bahwa sejarah dibentuk oleh mereka yang berani bersuara dan memperjuangkan keadilan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini