Beranda Sosial Budaya Peringatan Hari Anak Sedunia, Konvensi Komitmen Global Untuk Kesejahteraan Anak-Anak

Peringatan Hari Anak Sedunia, Konvensi Komitmen Global Untuk Kesejahteraan Anak-Anak

0
Peringatan Hari Anak Sedunia, Konvensi Komitmen Global Untuk Kesejahteraan Anak-Anak

Jakarta, Malanesianews, – Hari Anak Sedunia, yang diperingati tepat pada Hari ini, 20 November 2020, yang pada kali ini Unicef organisasi PBB yang bergerak di bidang hak anak, mengangkat tema “hari untuk membayangkan kembali masa depan yang lebih baik untuk setiap anak”.

Diambil dari laman resmi PBB, Hari Anak Sedunia pertama kali ditetapkan pada 1954, berdasarkan resolusi PBB Nomor 836 (XI) tertanggal 14 Desember 1954.

Hari Anak Sedunia ditetapkan usai tampak penderitaan anak-anak di Eropa usai Perang Dunia II. PBB pun turun tangan untuk menyediakan makanan dan pakaian serta perawatan kesehatan bagi anak-anak.

Hari Anak Sedunia diperingati untuk mempromosikan cita-cita dan tujuan Piagam PBB serta kesejahteraan anak-anak dunia.

Sejak saat itu, PBB menyarankan kepada pemerintah seluruh negara agar merayakan Hari Anak Sedunia pada tanggal 20 November dan dengan cara yang tepat.

Pada tanggal itu juga, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak Anak (1959) dan Konvensi Hak Anak (1989).

Konvensi Hak Anak merupakan perjanjian hak asasi manusia internasional yang paling banyak diratifikasi.

Beberapa poin yang ditetapkan dalam deklarasi itu adalah hak anak untuk hidup, kesehatan, pendidikan, dan bermain.

Anak-anak juga berhak hidup berkeluarga, dilindungi dari kekerasan, tidak didiskriminasi, dan agar pandangan mereka didengar.

Konvensi tersebut juga mengubah cara anak-anak dipandang dan diperlakukan sebagai manusia dengan seperangkat hak yang berbeda, bukan sebagai objek perawatan dan amal.

Penerimaan konvensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan jelas menunjukkan komitmen global secara luas untuk memajukan hak-hak anak.

Banyak yang telah dicapai sejak diadopsinya konvensi itu, mulai dari penurunan angka kematian bayi hingga peningkatan partisipasi sekolah.

Kendati demikian, PPB menilai masih banyak tugas yang harus dilakukan untuk anak.

Di seluruh dunia, jutaan anak tidak diberi kesempatan yang adil tanpa alasan apa pun selain negara, jenis kelamin, atau keadaan tempat mereka dilahirkan.

Kemiskinan mempengaruhi anak-anak secara tidak proporsional. Saat ini, satu dari lima anak hidup dalam kemiskinan ekstrem, yaitu hidup dengan kurang dari 1,90 dollar AS per hari.

Keluarga mereka berjuang untuk mendapatkan perawatan kesehatan dasar dan nutrisi guna memberi anak bekal awal hidup yang kuat.

 Kondisi ini pun menyisakan jejak yang bertahan lama. Pada 2019, sekitar 149 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting.

Meski ada kemajuan besar dalam pendaftaran sekolah di banyak bagian dunia, lebih dari 175 juta anak tidak terdaftar di pendidikan pra-sekolah dasar.

Menurut laporan UNESCO pada 2017, enam dari 10 meninggalkan sekolah dasar tanpa mencapai tingkat kecakapan minimum dalam membaca dan matematika.

Tantangan ini ditambah dengan konflik bersenjata yang semakin berkepanjangan. Hampir 250 juta anak tinggal di negara dan daerah yang terkena konflik bersenjata.

 

Artikulli paraprak Dinilai Tidak Bisa Tegas Menegakan Protkes, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis Copot Dua Kapolda
Artikulli tjetër Lowongan CPNS Besar-Besaran Dibuka Tahun Depan, Berikut Ini 4 Informasi Pentingnya
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat menandai bahwa kehidupan sosial sejatinya dinamis. Kita sebagai individu senantiasa mengalami perubahan baik secara fisik maupun intelektualitas. Begitu pula dengan kumpulan individu beserta pola interaksinya yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat selalu menginginkan perkembangan kehidupan ke arah yang lebih baik, seperti halnya Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku yang hidup dalam satu Ikatan Hukum Adat yaitu Hukum Larvul Ngabal. Namun demikian Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku masih di hadapkan dengan masalah-masalah mendasar seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi ,Sosial Budaya dan kesejahteraan umum lainnya Untuk mengangkat dan memperjuangkan hak-hak dasar di atas maka Saudara Baharudin Farawowan memprakarsai pembentukan Lembaga Sosial Kemasyrakatan , Wadah yang di beri nama YAYASAN LENTERA EVAV atau yang di singkat YANTE. Yayasan Lentera Evav (YANTE) kemudian di daftarkan pada Notaris dan PPAT Hengki Tengko,SH tanggal 4 Desember 2009 di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dengan Pendiri Herlinda dan Baharudin Farawowan di percayakan menjadi Ketua YANTE.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini