Beranda Papua Profil Mengungkap Kecamatan Tersepi di Kabupaten Sarmi, Papua

Mengungkap Kecamatan Tersepi di Kabupaten Sarmi, Papua

0
Mengungkap Kecamatan Tersepi di Kabupaten Sarmi, Papua

Sarmi, Malanesianews,– Kabupaten Sarmi, yang berada di Provinsi Papua, memiliki sejumlah kecamatan tersepi yang jarang tersentuh oleh kepadatan penduduk. Melalui data statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sarmi, dapat dilihat bahwa kecamatan-kecamatan tersepi ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif rendah, menjadikannya kawasan yang sunyi dan terpencil.

Banyak warga Papua yang menganggap bahwa kawasan Sungai Biri adalah kecamatan tersepi di Kabupaten Sarmi. Namun, melalui informasi resmi yang disampaikan melalui laman bps.go.id, terdapat daftar lima kecamatan tersepi yang sebaiknya kita ketahui. Berikut adalah gambaran singkat mengenai kecamatan-kecamatan tersepi tersebut:

5. Kecamatan Apawer Hilir Apawer Hilir menempati peringkat ke-5 sebagai kecamatan tersepi di Kabupaten Sarmi, Papua. Jumlah penduduk yang mendiami kawasan ini tergolong sedikit, dengan total 898 Kepala Keluarga (KK) yang menempati wilayah tersebut.4

4. Kecamatan Sarmi Timur Kecamatan Sarmi Timur berada di posisi ke-4 sebagai kecamatan tersepi di Sarmi, Papua. Kepadatan penduduk di kawasan ini juga relatif rendah, dengan hanya 783 KK yang mendiami wilayah tersebut.

3. Kecamatan Sungai Biri Sungai Biri merupakan salah satu kecamatan tersepi di posisi ke-3 di Kabupaten Sarmi, Papua. Jumlah penduduk di kawasan ini juga tergolong sedikit, dengan total 708 KK yang menghuni wilayah tersebut.

2. Kecamatan Apawer Tengah Kecamatan Apawer Tengah menempati peringkat ke-2 sebagai kecamatan tersepi di Sarmi, Papua. Jumlah penduduk di kawasan ini relatif sedikit, dengan hanya 579 KK yang mendiami wilayah tersebut.

1. Kecamatan Ismari Kecamatan Ismari terungkap sebagai kecamatan paling sepi di Kabupaten Sarmi, Papua. Wilayah ini memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya, dengan hanya 369 KK yang tinggal di kawasan Ismari.

Adanya kecamatan-kecamatan tersepi ini membawa perhatian terhadap kondisi dan perkembangan masyarakat di daerah tersebut. Meskipun terisolasi, upaya dari pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat memberikan perhatian khusus kepada penduduk yang tinggal di kecamatan tersepi ini untuk memastikan kesejahteraan dan pengembangan wilayah yang berkelanjutan.

(agengrdyndr)

Artikulli paraprak Pemkot Jayapura Salurkan Bantuan Bahan Pokok kepada Korban Kebakaran di Kelurahan Waimorok
Artikulli tjetër DPRD Kepulauan Yapen Bersuara dalam Permasalahan Penandatanganan Perda APBD Tahun 2023
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat menandai bahwa kehidupan sosial sejatinya dinamis. Kita sebagai individu senantiasa mengalami perubahan baik secara fisik maupun intelektualitas. Begitu pula dengan kumpulan individu beserta pola interaksinya yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat selalu menginginkan perkembangan kehidupan ke arah yang lebih baik, seperti halnya Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku yang hidup dalam satu Ikatan Hukum Adat yaitu Hukum Larvul Ngabal. Namun demikian Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku masih di hadapkan dengan masalah-masalah mendasar seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi ,Sosial Budaya dan kesejahteraan umum lainnya Untuk mengangkat dan memperjuangkan hak-hak dasar di atas maka Saudara Baharudin Farawowan memprakarsai pembentukan Lembaga Sosial Kemasyrakatan , Wadah yang di beri nama YAYASAN LENTERA EVAV atau yang di singkat YANTE. Yayasan Lentera Evav (YANTE) kemudian di daftarkan pada Notaris dan PPAT Hengki Tengko,SH tanggal 4 Desember 2009 di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dengan Pendiri Herlinda dan Baharudin Farawowan di percayakan menjadi Ketua YANTE.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini