Jakarta, Malanesianews, – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengumumkan bahwa Vatikan berencana mengunjungi Indonesia pada Desember mendatang. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut konkret dari pertemuan lintas agama dunia di Roma, Italia, di mana Menag berkesempatan bertemu dengan Paus Leo XIV dalam Forum Internasional untuk Perdamaian ‘Daring Peace’. Nasaruddin menyatakan bahwa pihak Roma berkeinginan menindaklanjuti Deklarasi Istiqlal yang mereka nilai “lebih konkret dan terukur.” Deklarasi Istiqlal-Vatikan sendiri ditandatangani di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada September 2024, saat kunjungan mendiang Paus Fransiskus, sebagai respons global terhadap dua krisis utama: dehumanisasi dan perubahan iklim.
Deklarasi Istiqlal menegaskan bahwa nilai-nilai agama adalah sumber solusi atas tantangan global, mulai dari dehumanisasi, perubahan iklim, hingga ketimpangan sosial. Dalam tindak lanjut kunjungan Desember, terdapat tiga isu utama yang akan dibahas bersama Vatikan: dehumanisasi, situasi pasca perang, dan penyelamatan lingkungan hidup. Isu-isu ini dianggap memiliki keterkaitan langsung dengan kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia. Pihak Vatikan menekankan pentingnya kolaborasi global, memandang Deklarasi Istiqlal sebagai “dokumen yang sangat relevan dan aplikatif” untuk menjawab tantangan kemanusiaan dan lingkungan hidup kontemporer.
Menag Nasaruddin menambahkan bahwa pertemuan lanjutan di Jakarta pada Desember akan difokuskan pada penyusunan program bersama antara Indonesia dan Vatikan. Program ini, kata Menag, akan berorientasi pada kerja sama yang bersifat konkret, tidak hanya simbolik, terutama dalam konteks pendidikan lintas agama, penguatan nilai kemanusiaan, serta advokasi lingkungan berkelanjutan. “Kita ingin membangun kerja sama yang bersifat konkret, tidak hanya simbolik. Indonesia dan Vatikan memiliki komitmen yang sama untuk memperkuat perdamaian, toleransi, dan keadilan sosial,” jelasnya.
Lebih dari sekadar kerja sama bilateral, pertemuan di Roma juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat peran sentralnya dalam forum lintas agama dunia. Banyak pemimpin agama global menaruh harapan besar agar Indonesia dapat menjadi pusat dialog dan inisiatif perdamaian global. Nasaruddin menegaskan, “Indonesia sudah saatnya menjadi faktor penting dalam menciptakan kedamaian dunia. Kita memiliki pengalaman panjang dalam mengelola keragaman, dan itu menjadi modal besar untuk berkontribusi di tingkat internasional,” mempertegas potensi Indonesia sebagai model toleransi dan koeksistensi global.







