Jakarta, Malanesianews, – Gempa bumi dengan magnitudo 6,9 mengguncang kawasan Laut Banda pada Senin siang, 14 Juli 2025. Menurut keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini dipicu oleh aktivitas deformasi dalam lempeng samudera yang dikenal sebagai gempa intralempeng (intraplate).
Getaran gempa dirasakan di beberapa wilayah Indonesia Timur dengan intensitas bervariasi. Di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, tercatat sebagai lokasi yang mengalami guncangan terkuat hari ini. Guncangan juga dilaporkan terasa di Ternate Utara, Maluku Utara (M5,1) pada pukul 12.39 WIB dengan skala II-III MMI, serta Amalatu, Seram Bagian Barat (M2,6) pada pagi hari.
Dampak gempa di beberapa titik mencapai skala IV-V MMI, artinya getaran bisa membuat perabotan bergeser dan pintu bergetar, serta dirasakan hampir seluruh penduduk di area terdampak. Meski demikian, hingga laporan ini ditulis belum ditemukan adanya kerusakan berarti.
BMKG menegaskan bahwa rangkaian gempa di Indonesia Timur dalam beberapa hari terakhir masih berada dalam aktivitas tektonik wajar. Sabtu lalu, Halmahera Utara juga diguncang gempa berkekuatan M4,4 dengan episentrum di laut pada kedalaman dangkal.
Masyarakat diimbau agar tidak panik, tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan, serta selalu memeriksa informasi resmi dari BMKG. “Gempa intraplate berpotensi memicu guncangan yang lebih kuat dibanding gempa biasa pada magnitudo yang sama. Oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan terutama di kawasan rawan gempa,” tulis BMKG dalam pernyataannya.