Beranda Hukum dan Kriminal Pemprov Papua Pegunungan Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air Lewat Komunikasi Sosial Budaya

Pemprov Papua Pegunungan Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air Lewat Komunikasi Sosial Budaya

0
Pemprov Papua Pegunungan Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air Lewat Komunikasi Sosial Budaya
PJ GUBERNUR PAPUA PEGUNUNGAN, NIKOLAUS KONDOMO

Wamena, Malanesianews, – Penjabat (Pj) Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo menyampaikan, pihaknya berupaya menyelamatkan pilot pesawat Susi Air, Philips Mark Mehrtens yang disandera Kelompok  Kriminal Bersenjata (KKB) dan membebaskan pilot tersebut dari tangan KKB dengan cara komunikasi secara sosial budaya.

Hal tersebut dilakukan berkoordinasi drngan Pemerintah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

“Saya sudah kirim masyarakat masuk ke Distrik Paro untuk melakukan komunikasi langsung (dengan KKB). Kondisi pilot yang disandera sesuai informasi dari lapangan baik dan sehat,” ujar Gubernur Kondomo, Selasa (14/02/2023)

Gubernur Kondomo mengungkapkan upaya yang dilakukan Pemerintah Nduga saat ini sementara membangun koordinasi dan komunikasi dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya yang berada di wilayah tersebut.

“Mudah mudahan kehadiran pemerintah di Distrik Paro bisa diterima kelompok KKB dan menyerahkan sandera tersebut. Yang kami utamakan keselamatan pilot,” Kata Gubernur Kondomo

Sementara itu, terkait dengan seribuan warga Paro yang mengungsi di Kenyam, Kondomo mengaku Pemerintah  Provinsi Papua Pegunungan terus melakukan pemantauan dan mengikuti perkembangan di lapangan.

“Saya terus melakukan koordinasi dengan Bupati Nduga tentang keselamatan daripada warga Paro yang eksodus dan keselamatan jiwa dari pilot yang disandera,” ungkapnya.

Gubernur Kondomo juga mengaku jika para pegungsi Paro yang berada di Kenyam sudah ditangani dengan baik. Termasuk dengan pendidikan dan kesehatan mereka.

“Masyarakat Paro yang mengungsi di Kenyam sudah ditangani dengan baik oleh Bupati Nduga, saya terus koordinasi dengan Bupati bagaimana perkembangan selanjutnya,” Lanjut Kondomo.
(K.U)

Artikulli paraprak Bupati John Richard Banua Serahkan Ribuan E-KTP dan Akta Lahir Siswa 23 Sekolah Jayawijaya
Artikulli tjetër Beredar Kabar Internet di Papua Akan Mati Selama 1 Minggu Mulai Tanggal 20
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat menandai bahwa kehidupan sosial sejatinya dinamis. Kita sebagai individu senantiasa mengalami perubahan baik secara fisik maupun intelektualitas. Begitu pula dengan kumpulan individu beserta pola interaksinya yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat selalu menginginkan perkembangan kehidupan ke arah yang lebih baik, seperti halnya Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku yang hidup dalam satu Ikatan Hukum Adat yaitu Hukum Larvul Ngabal. Namun demikian Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku masih di hadapkan dengan masalah-masalah mendasar seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi ,Sosial Budaya dan kesejahteraan umum lainnya Untuk mengangkat dan memperjuangkan hak-hak dasar di atas maka Saudara Baharudin Farawowan memprakarsai pembentukan Lembaga Sosial Kemasyrakatan , Wadah yang di beri nama YAYASAN LENTERA EVAV atau yang di singkat YANTE. Yayasan Lentera Evav (YANTE) kemudian di daftarkan pada Notaris dan PPAT Hengki Tengko,SH tanggal 4 Desember 2009 di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dengan Pendiri Herlinda dan Baharudin Farawowan di percayakan menjadi Ketua YANTE.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini