Jayapura, Malanesianews, – Sehari yang penuh dinamika politik dan pemerintahan mewarnai Indonesia, Senin (11/8/2025), ketika ribuan massa di Papua menggelar aksi protes terkait dugaan kecurangan dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Gubernur Papua, sementara di Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan.
Aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Papua, Dok II Jayapura, melibatkan ribuan warga dari berbagai elemen, termasuk paguyuban, tokoh adat, pemuda, perempuan, dan perwakilan gereja. Mereka menuding pelaksanaan PSU Pilgub Papua pada 6 Agustus 2025 penuh dengan kecurangan, intimidasi, serta intervensi pejabat dan aparat.
Koordinator lapangan, Pendeta Jhon Barasano, menyebut Papua berada dalam “darurat demokrasi” dan mendesak Presiden Prabowo untuk mengambil langkah tegas menjaga netralitas aparatur sipil negara dan aparat keamanan. Aspirasi massa diterima langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah Papua, Suzana Wanggai, bersama jajaran pimpinan OPD.
Aspirasi massa diantaranya meminta Presiden Prabowo memecat Menteri Bahlil yang dianggap ikut intervensi PSU Pilgub Papua, meminta memecat Menteri Dalam Negeri dan Kapolri.
Selang beberapa waktu di Jakarta, Bahlil Lahadalia di panggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin sore. Seusai pertemuan, Bahlil menegaskan bahwa kedatangannya tidak membahas dinamika internal Partai Golkar yang belakangan diwarnai isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
“Nggak ada. Memang ada apa? Ya, oke,” ujar Bahlil singkat saat menjawab pertanyaan wartawan.
Menteri yang juga merupakan salah satu kader utama Golkar itu kembali menunjukkan sikap irit bicara ketika disinggung mengenai pernyataan politisi senior Partai Golkar, Ridwan Hisjam, yang vokal mengomentari kondisi internal partai.
“Ah udah lah, udah. Ya, cukup ya,” ucap Bahlil sambil terus berjalan menuju mobil dinasnya.
