Jakarta, Malanesianews, – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat serta wisatawan di wilayah pesisir timur Indonesia untuk tetap waspada dan mematuhi arahan petugas menyusul gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang terjadi di lepas pantai Rusia pada Rabu (30/7).
Gempa besar tersebut memicu potensi gelombang tsunami yang bisa berdampak hingga ke wilayah Indonesia timur, seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi bagian utara. Berdasarkan pengamatan BMKG, gelombang kecil tsunami dengan ketinggian kurang dari 0,5 meter tercatat terjadi antara pukul 14.52 hingga 16.30 WIT di sejumlah wilayah seperti Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, Sorong Utara, Jayapura, dan Sarmi.
Kementerian Pariwisata melalui unggahan di akun Instagram resminya menegaskan pentingnya kewaspadaan semua pihak. “Mari jaga keselamatan bersama. Tetap waspada, dan selalu patuhi arahan petugas,” tulis keterangan tersebut.
Sementara itu, Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebutkan bahwa potensi tsunami juga bisa menjangkau negara-negara lain di kawasan Pasifik seperti Jepang, Filipina, Alaska, Hawaii, dan Guam. Gelombang tsunami dapat terus berlanjut dalam beberapa jam setelah gempa utama.
BMKG belum mencabut status peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia timur dan meminta warga tidak beraktivitas di pesisir setidaknya satu jam sebelum dan dua jam setelah estimasi waktu kedatangan gelombang.
Pengelola destinasi, pelaku wisata, serta wisatawan diminta segera mengevakuasi diri ke zona aman dan mengikuti setiap informasi resmi dari pemerintah daerah maupun BPBD setempat. Pusat Pengendalian Operasi BNPB juga telah berkoordinasi dengan daerah-daerah terdampak untuk memastikan kesiapsiagaan.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa meski ketinggian gelombang tergolong kecil, kewaspadaan tetap diperlukan. “Potensi gelombang susulan masih ada. Peringatan belum dicabut sepenuhnya karena karakteristik tsunami yang bisa berlangsung dalam beberapa jam,” ujarnya.
Pemerintah mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial tanpa konfirmasi dari sumber resmi. Untuk informasi terkini, masyarakat diminta memantau kanal resmi BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah masing-masing.