Keterampilan SDM Galangan Kapal: Syarat Mutlak Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia

0
43

Jakarta, Malanesianews, – Ambisi Indonesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia terus diperkuat dalam kerangka visi Indonesia Emas 2045. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada tahun 2024 dan 2025 telah menegaskan komitmennya untuk mengakselerasi pengembangan industri perkapalan nasional, yang dianggap vital dalam mendukung sistem logistik dan konektivitas. Namun, realitas di lapangan menunjukkan tantangan besar: meski asosiasi industri galangan kapal (IPERINDO) melaporkan kapasitas besar, tingkat utilisasi galangan kapal nasional masih tergolong rendah, salah satunya akibat serbuan kapal impor dan persaingan global yang ketat.

Kesenjangan keterampilan (skills gap) menjadi sorotan utama sebagai biang keladi rendahnya daya saing. Data terbaru menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan puluhan ribu tenaga kerja terampil, khususnya di sentra industri seperti Batam. Di sisi lain, industri galangan kapal kini tidak hanya membutuhkan keahlian konvensional seperti pengelasan (welder) bersertifikasi, tetapi juga tenaga ahli yang mampu menggarap kapal berteknologi tinggi, seperti kapal perang canggih atau kapal tanker khusus, yang selama ini masih didominasi galangan luar negeri.

Menjawab tantangan ini, pemerintah melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin secara agresif meluncurkan program vokasi “3-in-1” (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan) yang bersifat demand-driven. Berbagai program pelatihan dan upskilling spesifik telah digelar sepanjang 2024 hingga 2025 di pusat-pusat industri seperti Surabaya (Jawa Timur) dan Batam. Pelatihan ini, yang bekerja sama langsung dengan asosiasi seperti IPERINDO dan pelaku industri seperti PT PUSDIKLAT PAL Tekno, difokuskan untuk mencetak SDM yang siap pakai dan sesuai dengan kebutuhan presisi industri modern.

Lebih jauh lagi, kebutuhan keterampilan kini telah bergeser ke ranah digital. Perusahaan besar seperti PT PAL Indonesia telah mulai menerapkan transformasi “Industri Maritim 4.0” yang mengintegrasikan Internet of Things (IoT), big data, dan Artificial Intelligence (AI) dalam proses produksinya. Ini berarti, pekerja galangan kapal di masa depan tidak cukup hanya terampil secara manual, tetapi juga harus melek digital. Dengan demikian, peningkatan kompetensi SDM menjadi syarat mutlak agar industri galangan kapal nasional mampu bersaing, mengisi utilisasi yang kosong, dan benar-benar menjadikan Indonesia sebagai poros maritim yang disegani.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini