Jayapura, Malanesianews, – Gubernur Papua, Matius Fakhiri, secara resmi merilis Program Mudik Gratis 2025, sebuah inisiatif yang ditujukan untuk memfasilitasi perjalanan pulang kampung masyarakat Papua saat menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Peluncuran program ini berlangsung meriah di Kantor Gubernur Dok II Kota Jayapura pada Senin (8/12/2025), turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen, sejumlah Kepala OPD, Asisten Sekda Papua, serta perwakilan dari mitra strategis seperti PT Pelindo, Perum Damri, dan PT Belibis. Program ini menyediakan total 16.000 kuota tiket pulang-pergi yang mencakup moda transportasi laut dan darat, dengan jadwal keberangkatan yang direncanakan dimulai pada 17 Desember 2025, melayani rute vital seperti Jayapura, Biak, Serui, dan Mamberamo Raya.
Dalam sambutan utamanya, Gubernur menekankan pentingnya prinsip keadilan dalam proses distribusi kartu mudik gratis. Beliau secara tegas melarang pemberian kuota berdasarkan hubungan kekeluargaan, memastikan bahwa program ini benar-benar menjangkau masyarakat Papua secara merata. Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan keterjangkauan transportasi di wilayah Papua. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah menggandeng operator transportasi, termasuk PT Pelindo, Perum Damri, dan PT Belibis yang menyediakan Kapal Cantika Lestari. Beliau juga mendorong dukungan dari pemerintah pusat dalam penguatan jaringan transportasi, mengingat tingginya mobilitas masyarakat selama periode Nataru.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Papua, Mathius Wally, memastikan bahwa proses pembagian kartu akan dikoordinasikan secara langsung oleh Dinas Perhubungan Provinsi bersama Dinas Perhubungan di tingkat kabupaten/kota. Wally menjelaskan bahwa informasi kontak layanan dan surat edaran dari Gubernur akan segera disebarluaskan untuk mempermudah pendaftaran peserta mudik. Untuk mengakomodasi pemudik, disiapkan 36 unit armada Damri untuk rute darat di Jayapura menuju Sarmi, Lereh, dan Demta, serta rute Biak-Supiori. Sementara untuk jalur laut, tersedia empat kapal, dengan dua unit melayani rute Jayapura menuju Kasonoweja dan Biak, serta dua unit melayani rute antarpulau seperti Biak–Waren–Yapen.
Meskipun potensi lonjakan pendaftar diprediksi tinggi, Wally mengakui adanya keterbatasan sarana yang membuat kuota sulit diperluas secara drastis. Namun, tingginya minat masyarakat ini justru menjadi indikasi kuat tingginya kebutuhan konektivitas di Papua. Gubernur berharap bahwa dinas terkait dapat melakukan sosialisasi yang intensif mengenai mekanisme mendapatkan kartu mudik. Beliau juga berkomitmen untuk memberikan penjelasan yang transparan kepada warga yang belum terakomodasi tahun ini, dengan janji untuk memfasilitasi mereka pada program tahun berikutnya. Ini menjadi catatan penting bagi Gubernur untuk terus memperjuangkan rute reguler yang lebih baik di masa depan.







