Jakarta, Malanesianews, – Program Jembatan Udara (Jembara) yang digagas Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terbukti efektif dalam menekan disparitas harga pangan di wilayah-wilayah terisolasi di Indonesia Timur. Melalui layanan angkutan udara perintis yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, harga sejumlah komoditas pangan strategis di daerah pegunungan Papua dan Kalimantan Utara turun drastis—bahkan hingga 68 persen.
Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub, Syamsu Rizal, dalam sesi Press Background bertema “Integrasi Transportasi Sektor Laut dan Udara” yang digelar Selasa (5/8/2025) di Jakarta, menyebutkan bahwa data penurunan harga tersebut berasal dari Kementerian Perdagangan. Laporan itu dituangkan dalam Surat Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Kemendag No. SL.02.00/198/PDN.3/SD/07/2025 tertanggal 11 Juli 2025.
“Di Kabupaten Yalimo, misalnya, harga ikan segar turun hingga 68,33 persen dari Rp120.000 menjadi Rp38.000 per kilogram. Di Nduga, harga cabai yang tadinya Rp200.000 per kg kini hanya Rp110.000. Minyak goreng di Puncak juga turun dari Rp50.000 menjadi Rp32.000 per liter,” ungkap Syamsu.
Penurunan harga lain tercatat pada komoditas tepung terigu, yang di beberapa daerah turun dari Rp35.000 menjadi Rp13.000 per kilogram—penurunan sebesar 62,86 persen. Kabupaten lainnya yang turut merasakan manfaat dari program Jembara termasuk Pegunungan Bintang, Malinau, dan Boven Digoel.
Integrasi Transportasi dan Inovasi Seaplane
Tak hanya berhenti pada program Jembara, Kemenhub saat ini juga tengah mempersiapkan skema integrasi transportasi udara dan laut untuk menjangkau wilayah-wilayah yang belum memiliki infrastruktur darat memadai. Salah satu inovasi yang tengah dijajaki adalah penggunaan seaplane (pesawat amfibi) untuk mendukung konektivitas pariwisata di wilayah perairan seperti Bali dan Maluku.
“Target utama penggunaan seaplane adalah mendukung sektor pariwisata, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan untuk distribusi logistik atau layanan darurat,” kata Syamsu Rizal.
Kemenhub juga membuka peluang kerja sama dengan operator seperti ASDP dan Angkasa Pura untuk integrasi jalur udara-laut, termasuk rencana water taxi dari Bandara Ngurah Rai menuju Canggu yang kini dalam tahap studi awal.
Kebutuhan Transportasi di Kawasan Terpencil
Penurunan harga pangan melalui intervensi transportasi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia juga mencatat bahwa faktor biaya logistik yang tinggi menjadi penyebab utama tingginya harga kebutuhan pokok di Papua dan Maluku.
Selain dukungan pemerintah pusat, keberhasilan program ini juga tak lepas dari kolaborasi dengan maskapai perintis dan pemerintah daerah yang menyediakan landasan pacu kecil (airstrip) serta fasilitas distribusi lokal.
Kemenhub menegaskan akan terus melanjutkan dan memperluas cakupan Program Jembara ke wilayah lainnya, termasuk di Provinsi Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kepulauan Maluku, demi menciptakan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.