Jakarta, Malanesianews, – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI terus menggencarkan pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan awal tahun ini. Program yang digagas sebagai upaya deteksi dini penyakit ini telah menjangkau lebih dari 8 juta warga Indonesia hingga pertengahan Juni 2025, dan ditargetkan mencakup 100 juta peserta sebelum akhir tahun.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program ini diluncurkan untuk mengubah paradigma layanan kesehatan nasional dari kuratif menjadi preventif. “Kita ingin masyarakat sehat sebelum sakit. Cek kesehatan ini menjadi hadiah ulang tahun bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/6).
Pemeriksaan kesehatan diberikan secara gratis kepada seluruh warga negara Indonesia, terutama pada tiga kelompok utama: balita dan anak usia dini, warga usia 18 tahun ke atas, serta anak usia sekolah yang akan dimulai pada fase kedua Juli 2025.
Jenis pemeriksaan yang diberikan meliputi pemeriksaan tekanan darah, risiko jantung dan stroke, kesehatan gigi dan mata, serta deteksi awal diabetes, kolesterol, hingga gangguan kesehatan mental.
Data terakhir Kementerian Kesehatan mencatat, dari 8,2 juta peserta yang telah menjalani pemeriksaan:
-
20 persen terdeteksi mengalami hipertensi,
-
5,9 persen memiliki kadar gula darah tinggi,
-
dan lebih dari 50 persen mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut.
“Temuan ini sangat penting untuk segera ditindaklanjuti. Peserta yang terdeteksi langsung dirujuk ke layanan lanjutan dan diberikan edukasi mengenai gaya hidup sehat,” kata Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr. Ariani.
Masyarakat dapat mengikuti program ini dengan mendaftar melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, chatbot WhatsApp resmi Kemenkes, atau langsung datang ke Puskesmas dengan membawa KTP atau KK. Proses pendaftaran juga akan dilakukan secara kolektif di sekolah-sekolah dan Posyandu untuk anak-anak dan balita.
Program ini didukung anggaran negara sebesar Rp 3 triliun dan menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam sektor kesehatan. “Ini bukan sekadar program, tetapi investasi untuk masa depan bangsa yang lebih sehat dan produktif,” ujar Prabowo saat peluncuran awal di Februari lalu.
Kemenkes menargetkan program ini akan terus berlanjut dan menjadi fondasi menuju sistem kesehatan nasional berbasis pencegahan.