Jayapura, Malanesianews – Dukungan untuk pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano dan Constant Karma (BTM-CK), terus menguat menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua pada 6 Agustus 2025. Kali ini, masyarakat dari lima Wilayah Dewan Adat Suku (DAS) di kawasan Moi-Tanah Merah Timur, Kabupaten Jayapura, secara resmi menyatakan dukungan dalam deklarasi yang digelar di Pantai Amai, Kampung Amai, Distrik Tablasupa, Jumat (14/6).
Deklarasi yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan tersebut dihadiri para Ondoafi, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, serta warga dari enam distrik pesisir utara. Mereka tergabung dalam Dewan Adat Suku Moi dan wilayah adat lainnya yang menyatakan komitmen penuh untuk memenangkan BTM-CK.
Mengutip pesan tokoh pendidikan Izaak Samuel Kijne, Ondoafi Tepera, Irenius Demena menegaskan pentingnya memilih pemimpin asli daerah. “Orang lain tidak bisa memimpin negeri ini kecuali anak negeri itu sendiri. Maka saya sebagai orang Tabi wajib memilih anak Tabi,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ondoafi Yewena dari Tanah Merah Moi mengatakan, “Kami Tanah Merah Moi masuk ke partai merah. Kalau ada yang pilih warna lain, itu berarti matanya tidak jelas.”
Tokoh adat Welem Yabansabra juga menegaskan bahwa masyarakat Moi siap menjaga harga diri dan identitas daerah dengan mendukung pemimpin dari darah dan tanah sendiri. “Setelah almarhum Habel Melkias Suwae, kini tinggal Benhur Tomi Mano yang merupakan putra terbaik Tabi,” ucapnya.
Dari DAS Imbi, Ondoafi Gustaf Tato menyampaikan dukungan seraya menekankan bahwa BTM-CK adalah figur berpengalaman yang layak memimpin Papua. “Saya doakan mereka mendayung perahu Papua lima tahun ke depan,” katanya.
Sementara itu, Ondoafi Yokari, Rehabean Yarisetouw, menambahkan, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kami anak Tabi, anak Saireri. Sudah waktunya anak negeri sendiri yang memimpin.”
Menanggapi dukungan tersebut, Benhur Tomi Mano mengucapkan terima kasih dan menegaskan kesiapannya melanjutkan pengabdian untuk Papua. Ia mengingatkan pentingnya memilih pemimpin berpengalaman yang mengedepankan pelayanan. “Saya dua periode jadi Wali Kota, dan 15 tahun tetap melayani sebagai Penatua di gereja. Jadi Gubernur pun, saya tetap melayani,” tegas BTM.
BTM juga memaparkan sejumlah program prioritas, mulai dari peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan, pengurangan stunting melalui gerakan makan ikan, hingga pengembangan potensi wisata di Amay, Harlem, Sarebo, dan Kitikipa. “Semua demi kesejahteraan masyarakat Papua,” ungkapnya.
Sementara itu, Constant Karma menekankan bahwa Otonomi Khusus Papua merupakan kesempatan emas bagi anak negeri memimpin daerahnya sendiri. “Saat saya jadi Wagub, lahirlah Papua Barat, Keerom, Supiori, Mamberamo Raya. Kini saatnya estafet itu kita lanjutkan demi masa depan anak cucu kita,” ujar CK.
Deklarasi diakhiri dengan komitmen pasangan BTM-CK untuk menjalankan pemerintahan yang bersih, tanpa korupsi, dan mengabdi sepenuhnya kepada rakyat Papua. Dukungan yang terus mengalir dari berbagai wilayah adat ini menjadi bukti kuat solidaritas akar rumput jelang PSU mendatang.