Dari Mama Sagu hingga Inovasi Digital: Kemhan Pamerkan Potensi Papua di Belanda

0
33

Jayapura, Malanesianews, – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) menegaskan komitmennya untuk memperkuat diplomasi publik dan pertahanan melalui pendekatan soft power dengan menyelenggarakan Defence Diplomacy Forum on Papua Development di Den Haag, Belanda, pada Jumat (24/10/2025). Forum yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Ditjen Strahan) Kemhan ini merupakan upaya berkelanjutan untuk menampilkan citra positif Indonesia. Kegiatan ini bertujuan memperkuat narasi bahwa Papua adalah wilayah yang terus maju, stabil, dan harmonis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus menyeimbangkan persepsi masyarakat Eropa terkait isu Papua.

Mengangkat tema “Indonesian Papua Development to Promote Prosperous Growth in Papua,” acara ini menampilkan kemajuan pembangunan Papua yang damai, inklusif, dan produktif. Delegasi Kemhan, yang dipimpin oleh Kolonel Inf Troy Hutagalung selaku Head of Delegation (HoD), mengawali kegiatan dengan melakukan courtesy call kepada Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, di KBRI Den Haag. Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar RI menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kemhan yang secara cerdas menonjolkan pendekatan pembangunan, pendidikan, dan budaya sebagai sarana diplomasi yang humanis dan konstruktif.

Forum ini menjadi platform penting dengan menghadirkan narasumber yang beragam dari Papua, termasuk pejabat daerah, akademisi, dan tokoh muda. Mereka berbagi wawasan mengenai kemajuan nyata di berbagai sektor. Dr. Ir. Yacob Selvinus Fonataba, M.Si., memaparkan perkembangan sektor pertanian dan peran masyarakat adat dalam menjaga stabilitas sosial, sementara Pascal Norotouw, M.Sc., M.A., menyoroti kontribusi pemuda Papua dalam inovasi digital dan toleransi. Selain itu, Yokbet Merauje, Finalis Puteri Indonesia Papua 2025, menekankan peran vital kepemimpinan perempuan dalam pembangunan sosial dan harmoni masyarakat.

Selain sesi paparan dan diskusi yang melibatkan akademisi, mahasiswa, dan masyarakat Belanda, forum ini juga menyajikan elemen budaya yang kuat. Segmen “Mama Sagu” menampilkan kearifan lokal Papua melalui pengolahan pangan tradisional, dan acara ditutup dengan penampilan musik yang menggugah oleh penyanyi muda Indonesia yang berkarier di Eropa, Nikita Becker. Dengan membawakan lagu-lagu seperti Aku Papua, Gemu Famire, dan Rayuan Pulau Kelapa, suasana hangat tercipta, menegaskan semangat persaudaraan dan mencerminkan wajah baru diplomasi pertahanan Indonesia yang adaptif terhadap dinamika global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini