Jayapura, Malanesianews – Dalam momen deklarasi dukungan Masyarakat Adat Grime Nawa untuk pasangan Benhur Tomi Mano (BTM) dan Constant Karma (CK) sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, hadir pula Tokoh Senior Pemerintahan Provinsi Papua yang telah lama mengabdi di Kabupaten Jayapura, Alfons Sesa.
Dalam sambutannya, Alfons Sesa menyampaikan rasa haru dan kebanggaannya bisa kembali ke wilayah Grime Nawa, tempat ia pernah mengabdi selama 27 tahun. “Saya dulu tugas di sini. Saya mengabdi di Kabupaten Jayapura selama 27 tahun sebelum akhirnya berpindah-pindah tugas dan pensiun,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa Besum memiliki tempat tersendiri dalam ingatannya, karena semasa bertugas dulu, ia kerap menangani berbagai persoalan, termasuk persoalan Trans di wilayah tersebut. Kedatangannya hari ini juga bukan hanya untuk bernostalgia, tetapi untuk menyaksikan langsung deklarasi penting yang menurutnya memiliki arti besar bagi masa depan Papua.
Lebih dari itu, Alfons mengaku menjadi bagian dari tokoh yang turut mempersiapkan data untuk usulan pemekaran Kabupaten Grime Nawa. “Mudah-mudahan ke depan ini bisa terwujud menjadi kabupaten sendiri,” katanya penuh harap.
Mengenai dukungannya terhadap pasangan BTM-CK, Alfons menyampaikan alasan kuat di balik pilihannya. “Saya pengagum berat BTM-CK karena keduanya adalah pemimpin berpengalaman dan layak memimpin Papua,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa saat ini pemerintahan tidak lagi hanya soal pembangunan fisik, melainkan juga inovasi. “Tokoh inovasi pemerintahan di Papua saat ini adalah Benhur Tomi Mano. Pemerintah pusat bahkan merekomendasikan orang-orang untuk belajar pemerintahan dari Kota Jayapura, yang dipimpin BTM,” katanya menegaskan.
Alfons juga memuji sosok Constant Karma sebagai birokrat tulen yang memiliki pengalaman panjang di tingkat provinsi. “Kami dulu sama-sama di Kabupaten Jayapura, lalu beliau menjadi Sekda dan Wakil Gubernur Papua. Ini bukan pasangan biasa,” tutupnya.
Deklarasi ini menandai momentum penting bagi Masyarakat Adat Grime Nawa yang menunjukkan keterlibatan aktif mereka dalam menentukan masa depan kepemimpinan Papua.
