Investigasi Kemenkes Ungkap 4 Penyebab di Balik Kematian Ibu Hamil Irene Sokoy di Papua

0
19

Jayapura, Malanesianews, – Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, membeberkan hasil investigasi menyeluruh mengenai kasus tragis yang menimpa Irene Sokoy (31), seorang ibu hamil di Jayapura yang ditolak pelayanannya oleh empat rumah sakit antara 16 hingga 19 November 2025, hingga akhirnya meninggal dunia. Berdasarkan temuan Kemenkes, terdapat empat faktor utama yang melatarbelakangi insiden yang sangat disayangkan ini. Pihak Kemenkes berjanji akan segera mengambil langkah perbaikan sistem kesehatan di daerah tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Faktor krusial yang pertama adalah adanya kelangkaan dokter spesialis di Papua, khususnya spesialis obstetri ginekologi (obgyn) dan anestesi. Azhar menjelaskan bahwa kelangkaan ini diperparah ketika satu-satunya dokter spesialis obgyn di rumah sakit pertama yang didatangi Irene sedang mengambil cuti, yang mengakibatkan kekosongan pelayanan vital. Selain itu, investigasi juga menyoroti adanya masalah pemeliharaan sarana prasarana yang tidak memadai, seperti kasus di Rumah Sakit Abepura, di mana keempat kamar operasi utama sedang dalam proses renovasi secara bersamaan, sehingga membuat operasi darurat tidak mungkin dilakukan.

Penyebab ketiga yang diidentifikasi adalah pelanggaran terhadap prosedur operasional standar (POS) yang seharusnya diterapkan. Hal ini terjadi di RS Bhayangkara, di mana keluarga Irene diminta untuk melakukan pembayaran uang muka sebesar Rp 4 juta karena kamar BPJS penuh. Padahal, sesuai regulasi, pasien dalam kondisi gawat darurat harus diutamakan pertolongan dan stabilisasinya terlebih dahulu, sebelum membahas masalah administrasi atau biaya. Kemenkes menekankan bahwa permintaan pembayaran di awal pada kondisi darurat adalah tindakan yang mengabaikan prosedur yang berlaku.

Terakhir, Azhar Jaya juga menyebutkan perlunya perbaikan mendesak pada sistem rujukan (referensi) antar fasilitas kesehatan. Keempat temuan ini, mulai dari kekurangan SDM spesialis, kendala fasilitas, pelanggaran prosedur, hingga sistem rujukan yang lemah, akan menjadi fokus utama Kemenkes untuk segera ditangani. Kemenkes berkomitmen penuh untuk memperbaiki sistem pelayanan pasien gawat darurat, termasuk upaya pengiriman dokter spesialis, demi memastikan tragedi serupa yang merenggut nyawa ibu dan bayinya tidak akan terjadi lagi di masa mendatang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini