ICAO Proyeksikan Indonesia Sebagai Pasar Aviasi Terkuat Keempat Dunia

0
14

Jakarta, Malanesianews, – Presiden Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Salvatore Sciacchitano, menyoroti potensi perkembangan aviasi yang signifikan di Indonesia dalam satu dekade ke depan. Sciacchitano menyatakan hal ini sejalan dengan perkiraan Airport Council International (ACI), yang memproyeksikan Indonesia akan menjadi pasar penumpang terbesar keempat di dunia pada periode 2036 hingga 2040. Pernyataan optimis ini disampaikan Sciacchitano dalam resepsi diplomatik yang diselenggarakan di Markas Besar ICAO di Montréal, Kanada, untuk memperingati 75 tahun keanggotaan Indonesia dalam organisasi penerbangan global tersebut.

Indonesia bergabung dengan ICAO pada tahun 1950, tak lama setelah merdeka, dengan tujuan memperluas jangkauan konektivitas global dan menjadikan penerbangan sebagai pilar esensial bagi integrasi wilayah dan pembangunan nasional. Saat ini, Indonesia mengelola salah satu wilayah udara paling luas di Asia Pasifik dan memegang peran penghubung strategis antara koridor penerbangan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dalam acara perayaan tersebut, Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan, Capt. Sigit Hani Hadiyanto, menegaskan bahwa ICAO adalah mitra penting yang membantu Indonesia merumuskan kebijakan dan standardisasi penerbangan sipil, memfasilitasi kerja sama global demi meningkatkan aspek keselamatan dan keberlanjutan.

Duta Besar RI untuk Kanada sekaligus Wakil Tetap Indonesia untuk ICAO, Muhsin Syihab, menyoroti sejarah panjang partisipasi aktif Indonesia di ICAO sejak awal kemerdekaan, yang telah membentuk landasan bagi kontribusi berkelanjutan negara ini. Indonesia telah menunjukkan dedikasi tinggi dengan melakukan banyak perbaikan dan terlibat aktif dalam penyusunan standar penerbangan internasional, seiring dengan komitmennya untuk beradaptasi terhadap evolusi sektor aviasi. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan skor audit keselamatan dan keamanan penerbangan Indonesia yang saat ini berada di atas rata-rata global, mencerminkan peningkatan tata kelola sektor yang signifikan.

Rekam jejak positif Indonesia diperkuat oleh statusnya sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kemampuan manufaktur pesawat. Lebih lanjut, Indonesia juga fokus pada isu lingkungan, secara aktif mengembangkan ekosistem Sustainable Aviation Fuel (SAF). Upaya ini merupakan bentuk dukungan terhadap target ICAO untuk mengurangi emisi dari penerbangan sipil internasional dan sekaligus memperkuat keberlanjutan jangka panjang industri aviasi di Tanah Air.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini