Jayapura, Malanesianews, – Provinsi Papua memiliki potensi sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat besar, sebuah peluang yang siap dioptimalkan oleh PT PLN (Persero). Menurut Imam Alhakim, Assistant Manager Komunikasi dan Manajemen Stakeholder PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, wilayah tersebut kini fokus pada pengembangan energi hijau. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa dari total sekitar 370 pembangkit yang beroperasi di Papua, sebanyak 190 di antaranya sudah memanfaatkan sumber daya EBT.
Pengembangan EBT ini menjadi agenda utama PLN di Papua. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025-2034, komitmen ini diperkuat dengan rencana penambahan 59 pembangkit listrik baru yang seluruhnya akan menggunakan basis EBT. Selain itu, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Papua juga dinilai sangat menjanjikan dan memungkinkan untuk dioptimalkan. “Potensi PLTS di Papua juga ada, kemungkinan bisa dioptimalkan di sana, disesuaikan dengan karakteristik kontur alamnya,” jelas Imam Alhakim saat berada di lokasi PLTS Cirata Purwakarta dalam agenda kunjungan teknis dan lokakarya media dari wilayah Papua pada Kamis (20/11/2025).
Selain energi matahari, potensi dari sumber daya air juga menjadi perhatian serius dalam rencana pengembangan infrastruktur EBT di Papua. Beberapa lokasi telah diidentifikasi memiliki potensi besar untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), termasuk daerah Amai, Mambramo, dan Kalidigul. Pemanfaatan energi air sudah menjadi bagian dari operasi PLN di sana, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Imam Alhakim menambahkan, saat ini PLN di Papua sudah memiliki dan mengoperasikan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM). Keduanya merupakan pembangkit berbasis air dengan kapasitas yang berbeda-beda, menunjukkan bahwa energi air menjadi pilar utama dalam pemenuhan kebutuhan listrik berkelanjutan di Papua.
