Mengukur Janji Kesejahteraan: IPM Nasional Capai 75,90, Pembangunan di Wilayah Timur Masih Penuh Lika-Liku

0
31

Jakarta, Malanesianews, – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data membanggakan: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2025 sukses mencapai 75,90, sebuah kenaikan signifikan sebesar 0,88 poin dari tahun sebelumnya yang berada di angka 75,02. Peningkatan berkelanjutan ini, didorong oleh perbaikan di sektor kesehatan, pendidikan, dan standar hidup ekonomi, menandakan komitmen nasional dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Meskipun secara nasional IPM berada di kategori ‘Tinggi’, rentang capaian provinsi menunjukkan kesenjangan yang lebar, mulai dari DKI Jakarta di angka 85,05 hingga Papua Pegunungan di titik terendah 54,91. Hal ini memunculkan pertanyaan kritis mengenai pemerataan pembangunan, khususnya di kawasan Indonesia Timur.

Peningkatan status pembangunan manusia menjadi sorotan positif bagi wilayah timur. Provinsi Papua Barat Daya tercatat “naik kelas” dari kategori sedang menjadi tinggi dengan nilai IPM 70,55, menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam indikator Umur Harapan Hidup, Rata-rata Lama Sekolah, dan pengeluaran per kapita. Sementara itu, Provinsi Papua sendiri mencapai 74,69, masuk dalam kategori Tinggi. Namun, upaya untuk memperkecil ketimpangan harus terus didorong, mengingat dari empat provinsi yang masih berada di kategori ‘Sedang’ (IPM 60 \leq \text{IPM} < 70) dan satu provinsi di kategori ‘Rendah’ (IPM < 60), sebagian besar berada di timur Indonesia, termasuk Papua Pegunungan yang menjadi satu-satunya di kategori terendah.
Secara umum, peningkatan IPM 2025 disokong oleh membaiknya seluruh indikator pembentuknya. Aspek kesehatan menunjukkan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir mencapai 74,47 tahun, naik 0,32 tahun dari sebelumnya. Di bidang pendidikan, baik Harapan Lama Sekolah (HLS) maupun Rata-rata Lama Sekolah (RLS) juga meningkat, mencerminkan akses pendidikan yang lebih merata. Dari sisi ekonomi, daya beli masyarakat menguat, ditunjukkan oleh pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan, tercatat naik menjadi Rp12,80 juta. Capaian nasional ini menegaskan bahwa Indonesia bergerak menuju cita-cita bangsa yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera.

Dalam konteks pencapaian Indonesia Emas 2045, data IPM 2025 menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk memperkuat sinergi lintas sektor, terutama dalam memprioritaskan wilayah dengan IPM terendah di Indonesia Timur. Perluasan akses dan peningkatan kualitas layanan pendidikan serta kesehatan, ditambah dengan penguatan ekonomi lokal, harus menjadi fokus utama agar kenaikan IPM tidak hanya terpusat di wilayah barat. Keberhasilan pembangunan manusia secara menyeluruh di Indonesia diukur dari kemampuan negara untuk mengangkat kualitas hidup masyarakatnya, mulai dari Sabang hingga Merauke.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini