Judi Online Merambah ke Anak Sekolah, Kejagung Ingatkan Bahaya bagi Generasi Timur Indonesia

0
47

Jakarta, Malanesianews, – Fenomena judi online di Indonesia kini semakin mengkhawatirkan setelah Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (Jampidum) Asep Nana Mulyana mengungkapkan bahwa pelaku tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, tetapi juga anak-anak sekolah dasar hingga tunawisma. Berdasarkan data per 12 September 2025, Kejaksaan mencatat dominasi pelaku laki-laki mencapai 88,1 persen atau 1.899 orang, sementara perempuan sebanyak 11,9 persen atau 257 orang. Yang lebih memprihatinkan, anak-anak di bawah usia 18 tahun sudah mulai mengenal judi daring melalui permainan slot kecil-kecilan.

Data tersebut menunjukkan kelompok usia 26–50 tahun menjadi yang terbanyak terjerat judi online dengan 1.349 orang, diikuti kelompok usia muda 18–25 tahun sebanyak 631 orang. Fakta ini menandakan bahwa kalangan produktif—termasuk generasi muda di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara—ikut terancam. Di sejumlah kota seperti Jayapura dan Ambon, akses internet yang makin luas tanpa pengawasan memudahkan remaja mengakses situs atau aplikasi judi berkedok “game online berhadiah”.

Asep menegaskan bahwa Kejaksaan Agung bersama Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah memperkuat Desk Pemberantasan Judi Daring. Salah satu langkah yang digencarkan ialah peningkatan literasi digital agar masyarakat memahami bahwa judi online bukan permainan, melainkan perangkap finansial dan sosial. “Judi online itu bukan hiburan, tapi jerat yang bisa menyengsarakan generasi kita,” tegasnya.

Peringatan ini menjadi penting bagi anak-anak muda di Indonesia Timur, di mana semangat digitalisasi sering kali tidak diimbangi dengan pendidikan literasi keuangan dan teknologi yang memadai. Pemerintah daerah, kampus, hingga komunitas lokal diharapkan turut berperan aktif mengedukasi generasi muda agar tidak terjebak dalam budaya instan dan mimpi cepat kaya. Dengan kesadaran kolektif dan kontrol sosial yang kuat, wilayah timur Indonesia bisa menjadi garda depan dalam membangun ekosistem digital yang sehat dan produktif bagi masa depan bangsa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini