Indonesia Proyeksikan Kebutuhan 28 Ribu SDM Maritim dalam Satu Dekade

0
582

Jakarta, Malanesianews, – Kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di sektor maritim Indonesia diperkirakan mendekati 28 ribu orang dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Hal ini diungkapkan Direktur PT Pertamina Marine Solutions (PMSol), bagian dari Subholding Integrated Marine Logistics (IML) Pertamina Group, Dian Prama Irfani. Menurut Irfani, angka tersebut mencakup kebutuhan akan pelaut serta tenaga ahli maritim di bidang pelabuhan, logistik, dan keselamatan laut.

Dalam acara kuliah umum di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Irfani menekankan peran strategis PMSol dalam mendukung ketahanan energi nasional melalui layanan pengawakan kapal, inspeksi maritim, serta solusi kelautan terintegrasi. Ia menyebut bahwa kerjasama antara industri dan institusi pendidikan tinggi sangat penting dalam mencetak talenta maritim unggul yang siap menghadapi persaingan global. “Kolaborasi dengan kampus seperti PIP Semarang sangat penting untuk menutup kesenjangan kompetensi dan memastikan generasi muda kita siap bersaing di tingkat global,” ujarnya.

Irfani merinci bahwa dari keseluruhan kebutuhan SDM tersebut, proyeksi Subholding IML akan memerlukan lebih dari 16.000 pelaut, serta sekitar 12.000 tenaga ahli maritim yang tersebar di sektor pelabuhan, logistik, dan keselamatan. Menurutnya, tantangan bukan hanya soal jumlah, melainkan juga kualitas — karena era industri pelayaran kini memasuki fase digitalisasi dan dekarbonisasi. Penguasaan teknologi seperti IoT, big data, otomatisasi kapal dan pelabuhan, serta tuntutan pada green shipping membuat profil SDM maritim masa depan harus lebih adaptif dan kompeten.

Meski lulusan akademi pelayaran sudah dibekali sertifikasi dasar seperti STCW serta kompetensi teknis, Irfani menilai ada kesenjangan antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan nyata industri. Soft skills, kemampuan bahasa Inggris, literasi digital, serta pemahaman tentang keberlanjutan menjadi elemen penting yang harus diperkuat. Dia menegaskan bahwa kemitraan strategis antara akademisi, regulator, dan pelaku industri harus terus diperkuat agar Indonesia mampu menghasilkan pelaut dan tenaga maritim yang kompetitif secara global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini